MU Laporkan Kerugian Rp2,3 Triliun: Kok Masih Beli Pemain? Gak Langgar FFP Kah? | OneFootball

MU Laporkan Kerugian Rp2,3 Triliun: Kok Masih Beli Pemain? Gak Langgar FFP Kah? | OneFootball

Icon: Bola.net

Bola.net

·12 September 2024

MU Laporkan Kerugian Rp2,3 Triliun: Kok Masih Beli Pemain? Gak Langgar FFP Kah?

Article image:MU Laporkan Kerugian Rp2,3 Triliun: Kok Masih Beli Pemain? Gak Langgar FFP Kah?

Bola.net - Manchester United melaporkan kerugian sebesar 113 juta pounds alias sekitar 2,3 triliun rupiah dalam laporan keuangan 2023/2024 yang terbaru. Alhasil, muncul kekhawatiran bahwa MU mungkin tersandung kasus FFP.

Mengutip laporan GOAL international, kerugian MU membengkak karena investasi yang cukup besar dalam pembentukan skuad, yaitu dalam pembelian pemain-pemain baru.


OneFootball Videos


Tercatat bahwa ini merupakan tahun kelima secara beruntun bahwa MU terus merugi. Adapun dalam lima tahun beruntun tersebut, total kerugian MU mencapai 370 juta pounds.

Kabar bahwa MU merugi ini terdengar aneh. Sebab, laporan keuangan terbaru juga menunjukkan bahwa MU telah memecahkan rekor revenue, yaitu mencapai sebesar 661,8 juta pounds.

MU Pede Gak Langgar PSR dan FFP

Pengumuman kerugian secara terbuka memang harus dilakukan oleh klub bisnis seperti MU. Namun, wajar jika fans merasa khawatir akan potensi pelanggaran FFP.

Pasalnya, meski merugi, MU tetap bisa memperkuat skuad musim ini. Mereka mendatangkan beberapa pemain yang cukup mahal, sebut saja Leny Yoro dan Joshua Zirkzee.

Meski begitu, masih menurut laporan GOAL, pihak MU yakin bahwa mereka telah bergerak sesuai dengan panduan Premier League dalam alokasi dana, jadi tidak akan ada hukuman perngurangan poin.

Kerugian MU datang dari pos-pos yang memang diperbolehkan dalam aturan PSR (Profitability and Sustainability Rules) yang diterapkan di Premier League, jadi tidak ada pelanggaran.

2 dari 3 halaman

MU Masih Sesuai Aturan

Laporan keuangan merugi memang nbisa jadi bencana besar. Sudah ada beberapa klub EPL yagn terkena hukuman pengurangan poin, seperti Everton dan Nottingham Forest.

Nah kasus MU cukup unik. Mereka juga merugi, bahkan angkanya melebihi batas atas. Namun, MU merugi di pos-pos yang diizinkan oleh aturan, seperti pembangunan infrastruktur, sepak bola wanita, dan pengembangan usia muda.

View publisher imprint