Bola.com
·24 de febrero de 2025
Iwan Budianto dan Yoyok Sukawi di Balik Rivalitas Arema FC dengan PSIS: Warisan Darah Birokrat di Era Kompetisi APBD

Bola.com
·24 de febrero de 2025
Bola.com, Jakarta - Pada 1994 PSSI menyatukan klub-klubnya eks Galatama dan Perserikatan agar kompetisi di Indonesia lebih profesional. Namun dalam perjalanannya muncul kecemburuan. Karena klub eks Perserikatan masih bisa memakai APBD untuk operasional tim.
Tak pelak lagi. Kontestan kompetisi dari eks Perserikatan makin gemerlap. Sebaliknya klub-klub eks Galatama yang menggantungkan kocek pribadi satu per satu mulai kolaps dan tersingkir.
Karena memakai dana APBD, maka banyak pejabat daerah mengisi jajaran manajemen klub eks Perserikatan. Anak, menantu, hingga kerabat dari pejabat pun didaulat sebagai manajer tim.
Karena dalam perjalanan banyak terdapat penyimpangan penggunaan APBD sebagai ajang korupsi dan pencitraan kepala daerah, maka sejak 2012 lewat Permendagri No.1 tahun 2011 Pemerintah melarang dana publik itu digunakan untuk klub profesional.