Bola.net
·9 de enero de 2025
Bola.net
·9 de enero de 2025
Bola.net - Marcus Rashford bisa disebut sebagai spoiled kid, si bocah yang terlalu dimanjakan. Akibatnya, karier Rashford sekarang berbelok ke arah yang tidak diharapkan. Dia terbuang dari Manchester United.
Sekarang Rashford berusia 27 tahun, seharusnya dia berada di puncak kariernya, di masa keemasan. Nahas, sekarang justru ramai berita bahwa MU sedang mencari cara melepas Rashford.
Bicara soal Rashford umumnya menimbulkan reaksi manis-pahit dari fans MU. Ada masa-masa ketika Rashford tampil gemilang dan jadi penyelamat tim dengan gol-golnya.
Namun, ada pula masa-masa gelap. Ketika Rashford tampak 'bossy' di lapangan, bahkan untuk sekedar mengejar bola saja dia tidak mau.
Marcus Rashford dalam laga Manchester United vs Leicester City di Carabao Cup 2024/2025. (c) AP Photo/Dave Thompson
Rashford adalah produk asli akademi MU. Dia sudah bergabung dengan klub sejak usia tujuh tahun dan terus berkembang menaiki tangga kelompok usia.
Februari 2016, Rashford akhirnya debut di tim senior. Adalah Louis van Gaal, pelatih MU yang pertama kali memberi kesempatan debut untuk Rashford. Selanjutnya, Rashford berkembang pesat di era Jose Mourinho.
Namun, karier yang naik dengan cepat tampaknya tidak dibarengi dengan kedewasaan Rashford. Dia mulai sering terlibat masalah dengan pelatih sejak tahun 2018, dan terus berlanjut sampai sekarang.
2 dari 5 halaman
Ruben Amorim, pelatih yang menggantikan Erik ten Hag di pertengahan musim 2024/2025, tidak butuh waktu lama untuk menilai kualitas Rashford di luar lapangan. Amorim awalnya memberikan kepercayaan kepada Rashford, tapi beberapa pekan berjalan, Rashford mulai dicoret dari skuad.
Tercatat, Rashford tidak pernah lagi masuk ke dalam skuad MU sejak 12 Desember 2024 lalu. Amorim secara gamblang mengatakan bahwa dia menilai pemain secara keseluruhan, mulai dari gaya membawa diri, perilaku, dan tidak hanya melihat performa di lapangan.
Nah yang menarik, Amorim bukanlah pelatih pertama yang bermasalah dengan Rashford. Pelatih-pelatih MU sebelumnya juga mengalami masalah yang sama, mulai Mourinho, Ole Gunnar Solskjaer, Ralf Rangnick, bahkan Erik ten Hag.
Artinya, jika gonta-gantik pelatih dan kasusnya tetap sama maka dapat disimpulkan masalahnya ada di si pemain.
3 dari 5 halaman
Pesan fans untuk Marcus Rashford di laga MU vs Bournemouth pada laga pekan ke-17 Premier League 2024/2025 (c) AP Photo/Dave Thompson
Fakta bahwa Rashford adalah produk asli akademi, ditambah fakta bahwa dia adalah pemain tim nasional Inggris, tampaknya telah mengaburkan penilaian manajemen MU.
Siklus Rashford sebenarnya bisa terlihat jelas sekarang. Namun, pada masanya, wajar jika manajemen bisa salah jalan. Kira-kira beginilah gambaran karier Rashford di MU beberapa tahun terakhir:
Main bagus, potensi terlihat > MU puas, tawarkan kontrak baru dengan kenaikan gaji > Performa Rashford lantas menurun, bermasalah dengan pelatih > Si pelatih dipecat, MU mulai lagi dari awal > Rashford main bagus lagi, MU tawarkan kenaikan gaji lagi.
Siklus semacam ini terus berulang, sampai akhirnya sekarang Rashford menerima gaji 325.000 pounds per minggu, atau sekitar 6,5 miliar rupiah.
Alhasil, karena MU terlalu memanjakan Rashford, sekarang justru MU sendiri yang kesulitan ketika pemain Inggris itu mulai membuat masalah. Rashford problematik, dan MU terlanjur memanjakannya.