Stats Perform
·8 Mei 2020
Stats Perform
·8 Mei 2020
Mantan bek kiri Manchester United Patrice Evra mengungkap Arsenal sebagai lawan favoritnya untuk dikalahkan dalam sebuah wawancara di UTD Podcast.
Bek asal Prancis itu mendulang 13 kemenangan, empat hasil imbang dan tiga kekalahan dari 20 pertemuannya melawan The Gunners di semua kompetisi bersama Setan Merah.
Selagi mengakui Liverpool sebagai pertarungan paling megah dalam kalender United, Evra tetap menilai kesuksesan saat melawan Arsenal sebagai yang paling mengesankan.
“Oh, Arsenal!” tawa Evra ketika ditanya oleh presenter Sam Homewood dan Helen Evans soal tim favoritnya untuk dikalahkan.
“Saya akan bilang kepada kalian soal filosofi saya. Manchester City… menang melawan Manchester City seperti menang melawan tetangga. Mereka membuat kegaduhan, Anda menang dan itu oke.
“Menang melawan Chelsea, reaksi saya: ‘Kita akan menjuarai liga’. Karena saya pikir Chelsea adalah satu-satunya tim yang mirip kami, baik itu dari segi kepribadian, karakter, latihannya, kekuatan, dan kecepatan. Saya akan sebut Chelsea.
“Arsenal... saya ingat ketika [Robin] van Persie datang,” lanjut Evra. “Dia bilang: ‘Ayolah Patrice, ayo, Anda harus memotivasi semua pemain, ini pertandingan penting’.
“Saya bereaksi, ‘Robin, jangan khawatir, mereka [Arsenal] ini adalah anak-anak saya - kita akan menang mudah’ dan kami memang menang!”
Evra kemudian mengingat dua pertandingan melawan Arsenal di Liga Champions, salah satunya ketika menang meyakinkan di Emirates Stadium pada 2009.
“Anda ingat, saya pikir setelah Liga Champions, saya berkomentar ketika kami menang 3-1 di Emirates. Kami mencetak gol-gol luar biasa melalui serangan balik lewat Park Ji-Sung, [Wayne] Rooney dan [Cristiano] Ronaldo, dan jurnalis asal Prancis bereaksi seperti: ‘Oh, hasil ini tidak mencerminkan gambaran pertandingan’.
“Saya menimpali: ‘Yang benar saja? Saya merasa hari ini adalah pertandingan 11 pria melawan 11 bayi’. Dan komentar itu masuk di surat kabar. ‘Patrice menyebut Arsenal bayi!’
“Namun itu yang terasa… saya sangat menghargai klub tersebut, namun itu yang saya rasakan ketika saya melawan mereka - saya tahu saya akan menang. Saya akan jujur dengan Anda, saya pernah melawan pemain ini, dan setelah 34 menit dia bertanya: ‘Patrice, bisakah kita bertukar jersey saat jeda?’ Saya berpikir: ‘Saya sudah memenangkan pertandingan ini’.”