Arsene Wenger: Jika Mbappe Lahir Di Kamerun, Dia Tak Jadi Seperti Ini! | OneFootball

Arsene Wenger: Jika Mbappe Lahir Di Kamerun, Dia Tak Jadi Seperti Ini! | OneFootball

Icon: Stats Perform

Stats Perform

·10 Juni 2022

Arsene Wenger: Jika Mbappe Lahir Di Kamerun, Dia Tak Jadi Seperti Ini!

Gambar artikel:Arsene Wenger: Jika Mbappe Lahir Di Kamerun, Dia Tak Jadi Seperti Ini!

Manajer legendaris Arsenal, Arsene Wenger, menekankan bahwa masih ada kesenjangan Eropa dan belahan dunia lain terkait pengembangan bakat pemain.

Opa berusia 72 tahun itu mengambil contoh bintang PSG, Kylian Mbappe, sebagai pemain berdarah Aljazair-Kamerunyang bakatnya terasah di Eropa.


Video OneFootball


Hal itu diungkapkan Wenger dalam Konferensi Kepelatihan Internasional yang diselenggarakan di Freiburg, Jerman belum lama ini.

Wenger belum lagi kembali ke teknis sepakbola sejak mundur dari Arsenal pada 2018 usai 22 tahun masa baktinya di klub asal London Utara tersebut.

Sejak November 2019, pemenang tiga gelar Liga Primer Inggris itu menjabat sebagai Kepala Pengembangan Sepakbola Global di FIFA yang sedang berusaha memangkas gap antara negara kuat sepakbola dengan yang memiliki sumber daya sedikit dalam pengembangan.

"Pencarian bakat tidak berjalan cukup baik,” ucap Wenger terkait bagaimana sistem pencarian bakat tidak berfungsi di beberapa bagian dunia.

"Kita kehilangan banyak bakat karena tidak dapat mengidentifikasi mereka.”

"Kylian Mbappe memiliki akar Afrika tapi dilatih di Eropa. Jika dia lahir di Kamerun, dia tidak akan menjadi penyerang seperti sekarang ini.

“Ada Eropa dan ada bagian dunia lainnya. Yang disebut terakhir membutuhkan bantuan, jika tidak, kita akan kehilangan banyak talenta,” tambahnya.

Jika menggali anak-anak muda berbakat adalah langkah pertama, maka poin logis yang kedua adalah melatih mereka. Itu sebab Wenger dan timnya telah menetapkan tujuan untuk meningkatkan kualitas pelatih secara keseluruhan.

Untuk melatih pemain muda dengan baik, tenaga pelatihan mereka juga harus dilatih dengan baik.

"Antara usia lima sampai 12 tahun, lebih baik tidak memiliki pelatih sama sekali daripada pelatih yang buruk," kata Wenger yang mengaku tidak memiliki pelatih sampai ia berusia 19 tahun.

"Kita perlu melatih pelatih lebih baik agar mereka dapat melakukan pekerjaan dengan baik," pungkasnya.