Bomber Real Madrid Karim Benzema Ingin Gapai 'Level Dewa' Dalam Kariernya | OneFootball

Bomber Real Madrid Karim Benzema Ingin Gapai 'Level Dewa' Dalam Kariernya | OneFootball

Icon: Stats Perform

Stats Perform

·3 Juni 2022

Bomber Real Madrid Karim Benzema Ingin Gapai 'Level Dewa' Dalam Kariernya

Gambar artikel:Bomber Real Madrid Karim Benzema Ingin Gapai 'Level Dewa' Dalam Kariernya

Striker Real Madrid asal Prancis, Karim Benzema, masih memiliki hasrat tinggi untuk terus meningkatkan levelnya dan perolehan gelar dalam kariernya.

Musim 2021/22 menjadi perjalanan gemilang eks Lyon tersebut, dengan ia membantu Real Madrid menjuarai La Liga Spanyol dan jadi juara Liga Champions.


Video OneFootball


Benzema jadi kandidat kuat peraih Ballon d'Or, karena performa gemilang yang ia perlihatkan sepanjang musim, sekaligus membuktikan kualitasnya sebagai striker.

Kepada Onze Mondial, Benzema menuturkan bahwa dirinya ingin bisa meraih level seorang dewa dalam kariernya, dan kesempatan bersama timnas Prancis membuka hal itu.

“Saya masih memiliki banyak hal dalam pikiran. Saya ingin mengumpulkan gelar, memenangkan satu atau lebih gelar Liga Champions. Dan dengan pilihan saya, saya jelas ingin memenangkan Piala Dunia," ujar dia.

"Impian, hanya itu yang saya miliki. Mengangkat Dunia Piala akan menjadi dewa bagi Anda. Memenangkan Piala Dunia akan menjadi mimpi yang menjadi kenyataan. Memenangkan trofi bersama negara Anda akan luar biasa. Jadi tentu saja saya mengincar gelar ini, ini adalah level tertinggi yang mungkin untuk tim nasional. Kami akan melakukan segalanya untuk mencapainya," urai dia menambahkan.

Berusia 34 tahun, Benzema bagaikan anggur yang makin tua makin matang. Dirinya terus berkontribusi besar bagi Los Blancos meski sederet bintang seperti Cristiano Ronaldo sudah meninggalkan Santiago Bernabeu.

"Saya bermain secara naluriah, saya adalah pemain dengan naluri. Apa yang terlintas di kepala saya, saya lakukan di lapangan. Setelah itu, ketika saya memasuki lapangan, saya juga tahu vis-à-vis hari saya. Saya tahu apakah dia akan menyerang saya dengan keras, atau apakah dia akan memberi saya waktu untuk mengontrol bola. Saya mempertimbangkan semua parameter ini juga. Saya mengantisipasi. Faktanya, saya tidak masuk ke kepala lawan saya. Saya bahkan tidak mencoba masuk ke kepalanya atau mencari tahu apa yang dia pikirkan."