Stats Perform
·6 September 2021
Stats Perform
·6 September 2021
Manajer Chelsea, Emma Hayes, menuntut implementasi VAR dan teknologi garis gawang di Women's Super League (WSL), jika tidak, para pemainnya akan tetap "dianak tirikan."
Sebagai juara bertahan, Chelsea mengawali WSL musim ini dengan dikalahkan Arsenal 3-2, Minggu (5/9).
Ceplosan terakhir The Gunners menjadi kontroversi, karena dianggap terjadi dalam posisi offside.
"Itu offside 1,8 meter. Sisi positifnya ada banyak gol bagi fans dan ini adalah pekan brilian bagi sepakbola wanita," ujar Hayes kepada reporter pasca pertandingan.
"Jumlah penontonnya bagus. Sisi negatifnya adalah dengan menaruh produk kami di posisi brilian, semua orang bertanya-tanya mengapa kita tidak punya teknologi garis gawang atau mengapa kita tidak punya VAR."
The Blues bukan menjadi satu-satunya korban kurangnya modernisasi sepakbola wanita. Reading mengira mereka mencetak gol saat dikalahkan Manchester United 2-0, Sabtu (4/9) kemarin, tetapi gol tersebut tak disahkan meski telah melewati garis gawang.
"[Bola itu] melewati garis gawang, tapi sekarang saya bisa apa," ujar bos Reading, Kelly Chambers, setelah laga. "Insiden seperti ini menunjukkan betapa kesenjangan sepakbola pria dengan sepakbola wanita. Mereka lebih maju dari kami."
"Saya yakin pasti [gol itu] akan disahkan teknologi garis gawang, tapi sayangnya kita belum sampai di level itu."
Hayes mengamini rekan satu profesinya, dengan berkata: "Saya dengar sebelum laga bahwa ada yang bilang [teknologi] tidak menjadi prioritas karena terlalu mahal, tetapi saya rasa kita terlalu meremehkan sepakbola kita."
"Kita semua sudah terbiasa dengan VAR dan teknologi garis gawang, sehingga tak memilikinya di sepakbola wanita serasa menjadi anak tiri."