Stats Perform
·25 Maret 2020
Stats Perform
·25 Maret 2020
Mantan kapten Arsenal, Cesc Fabregas (32 tahun), merasa mayoritas skuad The Gunners kala itu tidak memiliki visi yang sama dengannya.
Hal itu diungkapkan Fabregas, yang kini menjadi kapten klub Ligue 1 Prancis, Monaco, kepada Arseblog pada Rabu (25/3).
“Sejak saya ditunjuk sebagai kapten [Arsenal], saya selalu merasakan banyak tekanan,” ucap Fabregas.
“Saya harus memimpin tim ini untuk memenangkan gelar. Saya memberikan segalanya. Kadang-kadang, saya pulang ke rumah setelah kalah dan menangis.”
“Saya dulu menderita, saya sering menghabiskan malam tanpa tidur. Kemudian tim Anda kalah dan Anda berada di bus yang seperti ini, hancur. Lalu, Anda mendengar beberapa pemain tertawa, memikirkan ke mana mereka akan jalan-jalan setelahnya.”
“Dalam dua atau tiga tahun terakhir khusunsya, saya merasa Robin [Van Persie] dan Samir [Nasri] adalah dua pemain yang berada di level saya secara mental dan teknis. Dengan segala hormat, bukan bermaksud arogan.”
“Melihat sikap dari sejumlah pemain, membuat saya ingin mencoba pengalaman lain. Jika bukan karena hal-hal semacam itu, saya tidak akan meninggalkan Arsenal kala itu,” pungkasnya.
Fabregas memang tercatat sebagai kapten termuda kedua sepanjang sejarah Arsenal. Ia dipercaya memimpin tim menggantikan William Gallas pada akhir 2008 saat usianya baru menginjak 21 tahun.
Arsenal kekeringan trofi penting pada periode 2005—2014. Sementara Fabregas memutuskan kembali ke klub masa kecilnya, Barcelona, pada musim 2011/12 dengan tebusan £35 juta.