Stats Perform
·16 Maret 2020
Stats Perform
·16 Maret 2020
Bek Juventus, Daniele Rugani menganggap dirinya "beruntung" karena telah meningkatkan kesadaran publik atas betapa seriusnya ancaman pandemi virus corona.
Rugani dinyatakan positif terpapar COVID-19 pekan lalu, yang menjadi salah satu kunci penting dalam penangguhkan total aktivitas sepakbola di seluruh Eropa.
Setelah sang bintang Juve, total 11 pemain Serie A juga didiagnosis terinfeksi virus tersebut, dengan bek Fiorentina, German Pezzella dan dua penggawa Sampdoria, Fabio Depaoli dan Bartosz Bereszynski yang dikonfirmasi baru-baru ini.
Serie A ditangguhkan hingga setidaknya 3 April dan UEFA melalui konferensi video menggelar rapat pada Selasa (17/3) untuk menentukan kelanjutan kampanye musim 2019/20 ini, dengan Liga Champions, Liga Europa, Euro 2020 dan deretan kompetisi domestik yang terkenda imbas krisis global.
Dalam sebuah wawancara dengan kanal TV dari Juventus, Rugani melaporkan bahwa ia tidak mengalami gejala parah - seperti yang menyerang pernapasan - biasanya yang muncul terkait dengan kasus virus corona.
"Saya ingin meyakinkan semua orang dengan mengatakan saya baik-baik saja," katanya. "Saya selalu merasa cukup baik. Saya tidak memiliki gejala serius yang disebutkan."
"Saya menganggap diri saya beruntung bahkan jika ini merupakan pukulan berat karena saya yang pertama di lingkungan [sepakbola] kami dan ini meningkatkan kesadaran semua orang yang belum memahami keseriusan masalah yang ada."
Rugani juga mengungkapkan dirinya menghabiskan waktu masa isolasi mandiri dengan menonton serial drama Peaky Blinders dan membaca novel Harry Potter untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya, meski pun mengakui bahwa menjalani waktu terpisah dengan keluarganya adalah hal sulit.
Ditanya apa yang paling ia rindukan dari kehidupan sehari-hari secara normal, pemain 25 tahun itu menjawab: "Merangkul orang-orang yang saya cintai."
"Saya sendirian berada di hotel dan harus tinggal sedikit lebih lama. Isolasi itu terasa lama dan membosankan, bagi saya dan juga semua orang, ketika nanti saya bisa keluar, saya akan menemui orang-orang yang saya rindukan dan cintai."
Italia merupakan negara di Eropa yang paling parah terkenda dampak virus corona, dengan total 24.747 kasus terkonfirmasi dan angka kematian mencapai 1809 jiwa.
Pemerintah setempat telah memberlakukan penguncian wilayah secara ketat, dengan kegiatan dan pertemuan di area publik telah dilarang dan semua toko kecuali yang menjual makanan dan apotek wajib tutup.