Dries Mertens Selalu Yakin Jadi Bintang, Bahkan Sejak Di Divisi Dua Belanda | OneFootball

Dries Mertens Selalu Yakin Jadi Bintang, Bahkan Sejak Di Divisi Dua Belanda | OneFootball

Icon: Stats Perform

Stats Perform

·3 Juni 2020

Dries Mertens Selalu Yakin Jadi Bintang, Bahkan Sejak Di Divisi Dua Belanda

Gambar artikel:Dries Mertens Selalu Yakin Jadi Bintang, Bahkan Sejak Di Divisi Dua Belanda

Dries Mertens tidak pernah berhenti percaya bahwa dirinya akan memiliki karier hebat dan menjadi bintang sepakbola, bahkan sejak berada di divisi dua Belanda, kata mantan rekan setimnya di AGOVV, Julius Willie dan Koen Garritsen.

Sang penggawa internasional Belgia, pada usia 33 tahun, telah menghabiskan 11 tahun terakhir dengan bermain di level tertinggi, bersama Napoli.


Video OneFootball


Mertens rutin mencetak gol sepanjang kariernya mulai dari Eredivisie hingga Serie A, di mana sebelum memperkuat Napoli, ia pernah membela Utrecht dan PSV.

Selama di Naples, sejak pindah dari PSV pada 2013 lalu, Mertens semakin meningkatkan ketajamannya dengan mengoleksi 121 gol sejauh ini.

Namun ternyata perjalanan kariernya cukup berliku bagi sang penyerang mungil asal Belgia itu, dengan merangkak dari level bawah sebelum mencapai titik saat ini.

Willie, yang bermain bersama Mertens di AGOVV antara 2006 dan 2009, mengatakan kepada Goal dan Spox tentang keyakinan mantan rekannya tersebut: "Selain lapangan latihan, apartemen bersama menjadi lokasi kedua berkumpulnya tim. Semuanya merasa diterima di sana. Kami bermain kartu atau PlayStation, mendengarkan musik atau sekadar mengobrol."

"Ketika sudah larut malam, banyak pemain menghabiskan malam berbaring di kasur lantai. Dries selalu menyiapkan sandwich dengan ayam goreng dan keripik. Tapi saya menolak untuk mencoba buatannya. Ia selalu melakukan hal-hal lain untuk saya."

"Ia selalu mendekati para pemain baru, menyatukan mereka dengan aktivitas tim. Bahkan pada usia muda, ia memandang sebagai tugasnya untuk menjaga kebersamaan tim. Dries gemar bercanda, banyak etertawa dan membantu memastikan bahwa kami bukan sekadar rekan setim, tapi juga sahabat."

"Pada mulanya, ia sering terjatuh dan kalah berduel saat bermain, tapi seiring waktu ia semakin kuat dan stabil. Ketika ia belajar menggunakan tubuhnya dengan benar, ia tidak bisa dihentikan. Ia selalu benar-benar yakin akan memiliki karier yang hebat dan kita semua tahu itu. Tidak satu pun dari kami yang terkejut."

Eks rekannya yang lain, Garritsen sejak awal terkesan dengan kemampuan Mertens yang mampu mengatasi kekurangan tinggi fisiknya dengan kemampuan teknis yang bagus.

Kata Garritsen: "Ia bertubuh sangat kecil, tapi pada saat yang sama ia adalah pemain tercepat yang pernah saya lihat."

"Sentuhan pertamanya pada bola luar biasa. Anda selalu merasa bahwa ia tahu persis apa yang ingin dilakukannya dengan bola bahkan sebelum menerimanya. Tapi yang paling mengesankan adalah perubahan arah gerakannya. Saat saya masih berputar seperti gajah dalam duel, ia sudah menghilang."

"Dries adalah penerjemah dan karenanya menjadi perekat di antara kami orang Belanda dan Belgia, yang berbahasa Prancis di tim."