Bolasport.com
·2 Oktober 2023
Bolasport.com
·2 Oktober 2023
BOLASPORT.COM - Saat Inter Miami tanpa Lionel Messi ibarat balik ke setelan pabrik, korban yang pernah mereka kalahkan, FC Cincinnati, malah sukses raih gelar pertama di MLS 2023.
Absennya Lionel Messi begitu berdampak terhadap kinerja Inter Miami secara keseluruhan.
The Herons (Si Bangau) sedang dalam trek tak pernah menang pada tiga laga terbaru saat Messi absen di dalamnya.
Secara beruntun Miami ditahan Orlando City (1-1), digebuk Houston Dynamo (1-2), dan susah payah mengamankan satu poin versus New York City FC (1-1).
Khusus duel melawan Houston di final US Open Cup, mereka juga kehilangan trofi.
Terakhir kali Messi terjun ke lapangan, pasukan Tata Martino menang telak 4-0 atas Toronto di MLS (20/9/2023).
Namun, sang kapten hanya nongol setengah jam awal di lapangan dan harus ditarik keluar akibat masalah otot.
Mundur empat hari sebelumnya, Inter Miami malah dirujak Atlanta United 2-5.
Momen tersebut muncul tatkala Messi masih absen lantaran efek baru membela timnas Argentina.
Hasil minor di Atlanta membuahkan kekalahan perdana Inter Miami sejak memulai era baru dengan sang pemilik rekor 7 trofi Ballon d'Or.
Melihat kinerja aktual yang dipenuhi rapor merah, wajar bila The Herons diibaratkan kembali ke setelan pabrik.
Maksudnya adalah kembali ke tren performa mereka sebelum datangnya Messi ke Amerika Serikat.
Hal ini sinyal darurat di tengah misi klub membidik jatah play-off MLS Cup 2023.
Inter Miami masih terjerembap di peringkat 13 klasemen Wilayah Timur.
Pasukan Tata Martino terpaut 4 poin dari Montreal Impact, yang menghuni peringkat 9 atau batas harapan minimal agar masuk ke babak post-season.
Dengan tinggal 4 partai tersisa yang akan dimainkan, peluang Inter Miami (33 poin) sangat tergantung kepada hasil-hasil empat rival di atasnya.
Mereka ialah New York RB (34), Chicago Fire (37), DC United (37), dan Montreal (37).
Dengan finis di peringkat 9, Miami dapat merebut satu jatah play-off melalui jalur wild card jika mereka bisa mengalahkan tim posisi 8.
Di tengah skenario rumit yang dialami Inter Miami, salah satu rival mereka di MLS, FC Cincinnati, malah lebih dulu berpesta.
Klub asal negara bagian Ohio itu merayakan gelar Supporters' Shield sebagai tim peraih poin terbanyak di klasemen keseluruhan MLS 2023 (Barat dan Timur).
Luciano Acosta dkk meraup 65 poin di klasemen reguler Wilayah Timur dan tak akan bisa dikejar rival terdekatnya pada tabel keseluruhan, St Louis City (56) dan Orlando City (54) dalam 2 dan 3 partai sisa.
Cincinnati sendiri merupakan korban yang dikalahkan Inter Miami pada semifinal US Open Cup 2023.
Pada 23 Agustus lalu, kedua tim bermain imbang 3-3 sampai akhir babak tambahan waktu.
Baca Juga: Romelu Lukaku Subur di Antara Dua Rekan Leo Messi, Mending Duet dengan Lautaro atau Dybala?
Miami lolos ke final setelah menang adu penalti yang diawali eksekusi Lionel Messi (5-4).
Bagi Cincinnati, ini adalah trofi mayor pertama dalam sejarah klub.
Apa itu Supporters' Shield?
Supporters' Shield merupakan satu dari dua trofi resmi yang diberikan setiap tahun di kasta tertinggi Liga Amerika Serikat dengan format unik ini.
Supporters' Shield diberikan kepada klub dengan koleksi poin terbanyak dalam satu musim reguler di klasemen keseluruhan.
Ya, di MLS, klub dengan raihan angka tertinggi tidak otomatis menjadi juara liga seperti di negara lain pada umumnya.
Sang kampiun akan ditentukan lagi melalui play-off MLS Cup, turnamen mini pasca-musim dengan sistem gugur yang diikuti 18 klub.
Tim peringkat 1-7 lolos langsung ke ronde 1 play-off yang digelar sesuai wilayah masing-masing.
Adapun tim peringkat 8-9 akan diadu dalam duel memperebutkan tiket sisa via wild card.
Jika peraih wild card sudah keluar, klub-klub akan melakoni ronde 1 (perempat final), terus ke semifinal, dan final wilayah.
Pemenang dari masing-masing final wilayah itulah yang akan bertarung pada MLS Cup, pertandingan puncak yang menentukan juara sejati musim 2023.
Musim lalu, Los Angeles FC secara hebat mengawinkan gelar Supporters' Shield dan MLS Cup 2022.