Stats Perform
·9 Maret 2022
Stats Perform
·9 Maret 2022
Lautaro Martinez mengisyaratkan kejengkelannya terhadap Alexis Sanchez setelah Inter Milan tersingkir di babak 16 besar Liga Champions meski sukses menaklukkan Liverpool, Rabu (9/3).
Nerazzurri, yang menyambangi Anfield dengan defisit dua gol setelah keok 2-0 di leg pertama, berpeluang menciptakan keajaiban ketika gol cantik Lautaro di menit ke-60 memecah kebuntuan leg kedua.
Namun kartu merah Sanchez dua menit berselang membuyarkan come back Inter, dan mereka tersingkir dari kancah Eropa dengan kekalahan agregat 2-1 meski menjadi tim Italia ketiga yang mengalahkan Liverpool di Anfield.
Sang pencetak gol pun tak bisa menyembunyikan kekesalannya. Ia menyoroti betapa kartu kuning kedua yang didapat mantan penyerang Manchester United dan Arsenal itu membuat perbedaan.
"Kami melakukan apa yang kami inginkan, menunjukkan karakter, hasrat untuk lolos," ungkap Lautaro kepada Sky Sports Italia.
"Dan ketika kami memimpin di stadion yang sulit dengan antusiasme yang menggebu, sayang sekali rasanya harus bermain 10 orang, karena hal-hal inilah yang menjadi pembeda."
Kendati begitu, striker 24 tahun tersebut tidak mau berlama-lama meratapi 'kekalahan' ini.
"Kami harus segera move on dan menatap ke depan," imbuhnya.
"Kami sudah tersingkir dari Liga Champions, [tetap] masih punya Coppa Italia, masih punya Serie A, dan harus memberikan yang terbaik, belajar dari kesalahan ini dan terus memperbaiki diri."
Lautaro Martinez bisa dibilang mulai bangkit kembali setelah sempat puasa gol 10 pertandingan berturut-turut setelah mencetak gol ajaib di Anfield dan mengemas hat-trick kontra Salernitana di Serie A, Sabtu (5/3) dini hari WIB kemarin.
Gol ke gawang Liverpool juga menjadi gol Liga Champions pertamanya sejak November 2020 usai gagal masuk papan skor di tujuh partai pertama musim ini.
Ia berkata: "Penting buat saya bisa masuk papan skor. Saya ingin memberikan segalanya buat klub ini, buat rekan-rekan satu tim saya yang memberi saya begitu banyak hal."
"Lagi, kami terbukti sebagai tim yang bagus, tetapi harus bisa meningkat di beberapa rincian. Hal yang sama terjadi di Madrid, dan di level seperti ini, terlalu sulit ketika hanya bermain dengan 10 orang," pungkas Lautaro.