Stats Perform
·27 September 2018
Stats Perform
·27 September 2018
Menimbang reputasi Ligue 1 Prancis sebagai sekolah penyelesaian akhir yang sempurna untuk pemain muda, tidak mengejutkan pelatih Manchester City Pep Guardiola mengirim salah satu talenta muda terbaiknya ke kasta tertinggi sepakbola Prancis.
Manu Garcia dilepas ke Toulouse melalui status pinjaman berdurasi satu musim, dengan pemain dari Pink City berharap mendapat keuntungan dari kualitas tekniknya yang menjadi dasar perkembangan potensinya.
Pemain berusia 20 tahun itu sudah mencuri perhatian dengan sentuhan pertama yang halus dan visi umpannya yang luas, tetapi City mengirim sang gelandang ke Prancis untuk mengembangkan kualitas di kotak penalti dan juga kinerja pertahanannya.
Garcia mulai memiliki karir menanjak di dunia sepakbola, setelah menghabiskan 18 bulan di NAC Breda, pertama di kasta kedua divisi Belanda dan kemudian di Eredivisie setelah ia membantu klub meraih promosi.
Dengan kesuksesan tersebut, Valencia, Sevilla dan Villarreal dari La Liga Spanyol dikabarkan tertarik untuk merekrutnya, namun transfer ke Prancis dipandang sebagai langkah yang paling layak untuk perkembangan karirnya, sehingga ia kini berada di Toulouse.
"Pada sisi teknis, dia pemain dengan level yang sangat tinggi," ujar pelatih Alain Casanova memuji mantan pemain timnas Spanyol U-19 itu. "Dia sangat nyaman memainkan umpan-umpan jauh dan sentuhan pertamanya sangat berkualitas."
Pemain kelahiran Oviedo ini telah memamerkan kemampuannya dalam melewati pemain lawan dengan satu sentuhan dalam banyak kesempatan musim ini, baik ketika dia dipasang di posisi depan sebagai playmaker atau di posisi dalam di depan lini belakang. Memang, posisi nomor 8 yang biasa ia perankan di Belanda, tetapi di Ligue 1 dia kerap dipercaya sebagai pemain nomor 10 untuk mengeksploitas talentanya dalam menguasai bola di depan.
Toulouse, dalam beberapa musim terakhir, kerap bermain defensif tetapi sepanjang musim panas, mereka telah membangun skema yang lebih luas dan menarik. Garcia menjadi titik pusat transformasi ini, meski Casanova menyadari permainannya masih perlu dipoles.
"Dia memiliki potensi besar, tetapi jika dia tidak meraihnya sejauh ini, berarti ada yang kurang dalam permainan dia," ujarnya.
Kekurangan itu datang pada faktor kemampuan bertahan dan juga fisiknya, dan mungkin kekurangan itu yang membuat sang pelatih menempatkannya sebagai playmaker.
“Dia pemain yang sangat bagus dengan bola, tetapi dia harus menjadi sosok yang sangat bagus tanpa bola," lanjut Casanova. "Dia harus mengembangkan kemampuannya untuk menjadi lebih intens dan kuat pada area merebut bola dan transisi ke pertahanan."
Kualitas tersebut akan diuji secara reguler, dan akan berkembang secara ideal di Ligue 1.
Tetapi bukan hanya murni sisi pertahanan yang ingin dikembangkan oleh Toulouse. Garcia bukan pencetak gol alami, dia hanya mencetak tiga gol dalam lebih dari 60 pertandingan liga, dan masih belum melakukan tembakan ke gawang untuk klub musim ini.
Sekali lagi, Casanova akan bekerja keras untuk membuatnya lebih baik lagi dalam hal tersebut.
Banyak atribut untuk menjadi pemain kelas atas sudah dia miliki, tetapi jika ingin menembus skuat utama Man City, maka setiap aspek permainannya harus bekerja dalam kapasitas penuh. Dia memiliki satu tahun untuk membuktikan diri di Prancis, yang kemungkinan menjadi periode paling krusial dalam karirnya.