Mau Benahi Mental Pemain MU, Amorim? Rekrut Roy Keane! | OneFootball

Bola.net - Mantan bek Manchester United, Mikael Silvestre, menyarankan agar Roy Keane kembali ke Old Trafford untuk membantu Ruben Amorim. Menurutnya, kehadiran Keane bisa memberikan dampak positif bagi tim, terutama dalam hal kepemimpinan dan mentalitas pemain.

United sedang menghadapi tekanan besar setelah tersingkir dari FA Cup dan berada di posisi ke-14 Premier League. Kritik dari mantan pemain seperti Roy Keane, Gary Neville, dan Wayne Rooney semakin menambah beban bagi Amorim dan skuadnya.

Masalah mentalitas pemain MU pun banyak dipertanyakan. Dan Silvestre percaya bahwa Keane bisa menjadi sosok yang membawa perubahan, terutama dalam membangun mental pemain muda. Ia menilai gaya kepemimpinan Keane yang tegas dan adil bisa mengembalikan semangat juang tim.

Menyelami Kritikan Agen Antony: Benarkah Amorim dan MU yang Salah?

Keane Bisa Membawa Perubahan di Man United

Joshua Zirkzee (kanan) dikawal Joachim Anderson di laga Man United vs Fulham di Old Trafford, Minggu (02/03/2025). (c) AP Photo/Jon Super

Mikael Silvestre mengungkapkan bahwa Roy Keane memiliki kualitas kepemimpinan yang dibutuhkan Manchester United saat ini. Menurutnya, Keane selalu memperlakukan semua orang secara adil, baik pemain baru, senior, maupun pelatih.

Silvestre yakin bahwa kehadiran Keane akan membantu membangun mental pemain muda yang cenderung lebih sensitif terhadap kritik. Ia mencontohkan bagaimana generasinya dulu lebih tahan banting menghadapi tekanan.

"Menurut saya, akan bagus jika Roy Keane memainkan peran di Manchester United. Dia selalu memperlakukan semua orang sama, dan itu yang membuatnya dihormati. Sir Alex juga begitu. Bila anda bisa memperlakukan semua pemain sama, itu takkan menjadi sebuah masalah," kata Silvestre kepada yaysweepstakes.com.

2 dari 3 halaman

Roy Keane Bisa jadi Mentor Pemain MU

Chido Obi beraksi dalam laga Manchester United vs Fulham di FA Cup 2024/2025, Minggu (2/3/2025) malam WIB. (c) Manchester United Official

Silvestre menyoroti perbedaan mentalitas pemain generasi sekarang dengan generasinya dulu. Ia mencontohkan Joshua Zirkzee yang meminta maaf di media sosial setelah gagal mencetak penalti melawan Fulham.

Menurut Silvestre, pemain seperti Paul Scholes tidak pernah meminta maaf meski melakukan kesalahan besar. Ia menekankan bahwa kegagalan adalah bagian dari olahraga profesional dan pemain harus bisa bangkit.

"Saya ingat ketika Paul Scholes gagal mencetak penalti di final FA Cup 2005. Dia tidak meminta maaf karena itu hal biasa dalam olahraga. Pemain sekarang lebih sulit menerima kritik," lanjut Silvestre.