Stats Perform
·19 Mei 2020
Stats Perform
·19 Mei 2020
Mantan gelandang Persib Bandung Michael Essien hingga kini masih mengenang momennya bersama Gian Zola ketika memperkuat Pangeran Biru di musim 2017 dan 2018, serta memprediksi eks rekannya itu bisa menembus tim nasional.
Essien mengungkapkan, ia memahami karakter Zola ketika kakak dari penggawa Persib lainnya, Beckham Putra Nugraha, tersebut mendapat kesempatan bermain sebagai starter berdasarkan regulasi wajib menurunkan pemain berusia di bawah 23 tahun sebagai starter.
“Mereka (PSSI) menerapkan peraturan memainkan pemain di bawah usia 21 tahun, setidaknya selama 45 menit. Pelatih menyiapkan pemain untuk menjalankan peran saya di posisi nomor sepuluh,” ujar Essien dalam wawancaranya dengan jurnalis ternama di Afrika Selatan, Carol Tshabalala, melalui Instagram Live.
“Namanya Zola. Lalu ada adiknya yang bernama Beckham. Saya harus membiarkan dia [main sebagai starter], dan saya masuk di babak kedua. Itu bukan masalah buat saya, karena itu merupakan kesempatan buat dia memahami [atmosfer] sepakbola.”
“Tentu bukan hal yang mudah untuk membandingkannya dengan saya, tapi dia harus bermain. Kalau dia tidak dimainkan, bagaimana dia bisa masuk ke tim nasional. Jadi saya harus mengalah. Dia pemain yang bagus. Ada satu lagi bernama Febri [Hariyadi]. Dia pemain yang luar biasa.”
Terlepas dari itu, Essien mengakui bermain bersama Persib merupakan salah satu momen indah dalam karirnya. Hanya saja, pria berusia 37 tahun tersebut mengaku tidak kuat bermain sore hari.
“Fans mereka sangat fanatik. Kemana pun kami pergi, stadion selalu penuh. Persib punya basis fans yang besar di Indonesia. Tapi tidak mudah bermain [di Indonesia]. Saya sedikit menghadapi kendala jika bertanding sore hari,” ucap Essien.
“Walau saya berasal dari Ghana, panasnya berbeda. Untungnya pertandingan kami lebih sering digelar malam hari, dan itu cocok buat saya. Percayalah, itu menjadi hal paling indah dalam karir saya bermain untuk mereka.”
SIMAK JUGA: BERITA LIGA 1!