PROFIL: Nicolo Zaniolo, Iseng-Iseng Berhadiah AS Roma | OneFootball

PROFIL: Nicolo Zaniolo, Iseng-Iseng Berhadiah AS Roma | OneFootball

Icon: Stats Perform

Stats Perform

·2 Januari 2019

PROFIL: Nicolo Zaniolo, Iseng-Iseng Berhadiah AS Roma

Gambar artikel:PROFIL: Nicolo Zaniolo, Iseng-Iseng Berhadiah AS Roma

Pada 27 Desember 2018, satu gol spektakuler tercipta dalam laga antara AS Roma dan Sassuolo. Seorang pemuda menggiring bola, memperdaya dua pemain bertahan, lalu memaksa salah satunya duduk di lapangan bersama kiper. Dia pun dengan tenang mencungkil bola melewati kedua pemain Sassuolo yang terduduk di mulut gawang.

Pencetak gol spektakuler itu adalah Nicolo Zaniolo. Baru berusia 19 tahun dan baru bergabung dengan Roma di musim panas, tetapi sudah mampu merebut hati Eusebio Di Francesco - terbukti dari enam penampilan starter-nya selama Desember.


Video OneFootball


Tentu tidak ada yang menyangka Zaniolo bakal mendapat kesempatan sesering ini. Kedatangannya ke Olimpico sempat mengundang kernyit dahi para fans, bahkan beberapa mempertanyakan kebijakan direktur olahraga Monchi.

Betapa tidak, Zaniolo datang ke ibu kota Italia sebagai bagian dari transfer Radja Nainggolan yang musim lalu jadi komandan lini tengah Giallorossi. Para fans sudah terlanjur jatuh hati pada Nainggolan, tetapi ia pergi dan digantikan satu pemuda yang belum jelas kiprahnya (ditambah €24 juta plus Davide Santon).

Pemuda kelahiran Tuscan itu bahkan bisa dibilang punya catatan karier yang kurang baik. Mengawali perjalanan sepakbola di Fiorentina, dia dibuang karena dianggap tak punya masa depan. Gelandang Italia itu pun mau tak mau memulai ulang kariernya dari klub antah-berantah, Virtus Entella.

Hanya tujuh penampilan dicatatkan oleh Zaniolo di sana, tetapi kemudian Inter tertarik memboyongnya. Adapun Nerazzurri sama sekali tidak memberinya kesempatan bermain di tim senior - hal yang membuat para fans meragukan keputusan Monchi.

Namun jika menengok situasi saat ini, mungkin para fans bisa bernapas lega. Selain adanya intrik yang mengganggu karier Nainggolan di Inter, Zaniolo yang datang dari Inter ternyata mampu tampil di atas rata-rata.

Dia memang tak mendapat kesempatan bermain di tim senior Inter, tetapi Di Francesco dengan yakin menunjuknya sebagai playmaker dari skemanya. Gaya bermain dengan dribel-dribel lincah pun kerap tersaji dan cukup menghibur ketika melihat youngster Italia itu membuka ruang pertahanan lawan. Namun, satu hal yang paling menonjol adalah nalurinya untuk menusuk ke kotak penalti.

Bakatnya ini sudah mendapat konfirmasi dari pelatih tim junior Inter, Stefano Vecchi. "Zaniolo? Dia kuat secara fisik dan punya kualitas penting. Ia tak selalu bisa mengeluarkan potensi terbaiknya. Dia harus berkembang, tapi dia akan jadi pemain fenomenal jika berhasil," kata Vecchi. "Dia punya karakteristik untuk menjadi mezzala modern. Dia adalah pemain dengan tipe seperti Steven Gerrard dan Frank Lampard."

Memang, Zaniolo punya bakat yang luar biasa, tetapi inkonsistensi berkali-kali menghantuinya. Dalam kondisi yang buruk, performanya pun ikut anjlok. Inilah yang membuat Di Francesco beberapa kali menariknya keluar di tengah permainan.

Ketika dia dipanggil oleh Roberto Mancini untuk membela timnas Italia di UEFA Nations League, publik mulai menengoknya. Mancini pun menyadari bakat Zaniolo, namun sang pemuda masih punya banyak PR.

"Di usia 19 tahun, dia butuh banyak kesempatan. Di masa lalu, banyak pemain yang mencapai tim nasional pada usia ini. Jika dia punya cukup kemampuan, dan dia bisa menunjukkannya, maka ia akan dipanggil lagi. Kami pikir dia punya kemampuan yang hebat," ujar Mancini soal bakat Zaniolo.

Jika mempertimbangkan proses kedatangan Zaniolo ke Roma, mungkin tidaklah ideal. Dia datang di saat direksi Roma ingin mengeluarkan Nainggolan, sehingga sekilas kedatangannya terlihat seperti spekulasi.

Namun jika melihat kepercayaan Monchi, Di Francesco, dan Mancini, spekulasi itu terlihat seperti kalkulasi matang dari sang direktur olahraga. Transfer Zaniolo bahkan berpotensi jadi iseng-iseng berhadiah - pemain di senja karier bertukar tempat dengan pemuda penuh bakat.

Kini, Roma hanya tinggal menunggu kematangan Zaniolo bersama Di Francesco.