Stats Perform
·23 Oktober 2019
Stats Perform
·23 Oktober 2019
Genoa akhirnya menunjuk mantan gelandang Thiago Motta sebagai pelatih anyar mereka, demikian pengumuman klub.
Kekalahan 5-1 dari Parma akhir pekan kemarin memaksa tim peringkat ke-19 Genoa mendepak Aurelio Andreazzoli dan mengakuisisi Motta. Genoa bukan klub baru bagi Motta, dengan eks pemain internasional Italia ini menghabiskan musim 2008/08 di sana saat klub lolos ke Liga Europa.
Pemain 37 tahun ini sempat melatih Paris Saint-Germain U-19 sejak mengakhiri karier bermainnya bersama kampiun Ligue 1 itu pada 2018.
Motta memenangkan gelar liga dan Liga Champions bersama Barcelona dan Inter sebelum menuju PSG pada 2012, di mana ia memenangi 18 trofi dalam enam tahun.
Kini, ia akan melakoni debut sebagai pelatih Genoa saat menjamu Brescia akhir pekan ini. Menarik disimak apakah Motta akan menerapkan taktik 2-7-2 yang pernah diungkapkannya pada 2018 silam.
"Gagasan saya adalah untuk bermain ofensif. Tim yang mengontrol permainan, memberikan tekanan tinggi dan ada banyak pergerakan dengan dan tanpa bola," ungkap Motta.
"Saya tak suka dengan angka di lapangan karena itu mengecoh Anda. Anda bisa menjadi sangat ofensif dengan formasi 5-3-2 dan defensif dengan 4-3-3.
"Tergantung pada kualitas dari para pemain. Saya punya pertandingan beberapa waktu lalu ketika dua full-back pada akhirnya bermain sebagai pemain nomor 9 dan 10.
Dalam formasi tersebut, kiper timnya menjadi bagian pemain tengah saat menguasai bola.
"Penjaga gawang dihitung sebagai tambahan dari tujuh gelandang di tengah. Bagi saya, para penyerang adalah barisan pertahanan pertama dan penjaga gawang adalah penyerang pertama," katanya.
"Kiper memulai permainan, memainkan bola dengan kakinya dan para penyerang adalah yang pertama untuk menghadirkan tekanan bagi lawan dan merebut bola kembali."