Tyrone Mings, Dari Tunawisma Hingga Jadi Debutan Inggris | OneFootball

Tyrone Mings, Dari Tunawisma Hingga Jadi Debutan Inggris | OneFootball

Icon: Stats Perform

Stats Perform

·16 Oktober 2019

Tyrone Mings, Dari Tunawisma Hingga Jadi Debutan Inggris

Gambar artikel:Tyrone Mings, Dari Tunawisma Hingga Jadi Debutan Inggris

Duel kualifikasi antara Bulgaria dan Inggris di Sofia menjadi momen campur aduk bagi Tyrone Mings.

Mings melakoni debut internasionalnya dalam laga yang dimenangkan The Three Lions dengan skor telak 6-0 tersebut, namun ternoda dengan aksi rasisme fans tuan rumah yang salah satu ditujukan kepadanya.


Video OneFootball


Kesampingkan rasisme, yang layak menjadi sorotan adalah latar belakang perjalanan bek berusia 26 tahun tersebut dari masa muda hingga menjadi pesepakbola profesional.

Saat masih berada di sekolah dasar, Mings dan keluarganya sempat tinggal di tempat penampungan tunawisma serta menjalani masa-masa sulit.

Ia kemudian bergabung dengan tim akademi Southampton, namun kesulitan belum menjauhinya. Klub melepasnya pada 2009 karena menilai fisiknya 'terlalu kecil'.

Akibatnya, Mings berkelana hingga harus turun ke divisi non-liga dan bermain untuk Yate Town dan Chippenham Town, membuatnya sempat berpikir ulang untuk berkiprah di dunia sepakbola.

Sembari bermain di level terbawah sepakbola Inggris dan hanya menerima upah £45 per pekan, Mings juga bekerja sebagai penasihat utang piutang menyegel transfer £8 juta ke Bournemouth dan mewujudkan impiannya menjadi pemain di Liga Primer.

Semenjak bergabung dengan Aston Villa pada musim panas tahun ini sebesar £26.5 juta, performanya semakin solid hingga akhirnya panggilan memperkuat timnas Inggris dari Gareth Southgate datang pada bulan lalu.

"Ketika saya bermain sepakbola paruh waktu dan bekerja sebagai penasihat utang piutang, saya punya target yang berbeda, bermain untuk Inggris tampak seperti beada di dunia yang berbeda," kenang Mings akan perjalanan kariernya, seperti dikutip The Mirror.

"Saya hanya perlu kembali ke permainan profesional pada waktu itu."

"Saya tidak bisa mengatakannya, ketika saya duduk di meja menelepon atau mencoba menasihati orang-orang tentang utang piutang dan mengatakan bahwa bermain untuk Inggris adalah tujuan yang bisa dicapai."

"Tapi saya bisa bekerja dengan beberapa pelatih hebat dan bisa bermain untuk beberapa klub besar, semuanya telah memuncak hingga membawa saya ke titik saat ini."

"Pada waktu yang berbeda saya harus memulai kembali tujuan saya, dengan cedera dan sebagainya yang menjadi halangan, namun berada di sini membuat segalanya terasa lebih manis."