Bola.net
·05 de março de 2025
Menyelami Kritikan Agen Antony: Benarkah Amorim dan MU yang Salah?

Bola.net
·05 de março de 2025
Bola.net - Agen Antony, Junior Pedroso, baru-baru ini membuat pernyataan kontroversial tentang performa kliennya di Manchester United. Dalam wawancara dengan Marca, Pedroso menyalahkan manajemen MU dan pelatih Ruben Amorim atas kegagalan Antony bersinar di Old Trafford.
Pedroso juga membela Antony dengan menyebut bahwa kritik soal fisik pemain Brasil itu terlalu berlebihan. Ia menegaskan bahwa Antony memiliki kualitas yang dibutuhkan untuk bersaing di level tertinggi, meski harus mengakui bahwa La Liga mungkin lebih cocok untuk gaya bermainnya.
Namun, banyak pihak meragukan argumen Pedroso, terutama soal peran manajemen dalam performa buruk Antony. Artikel ini akan membahas empat poin utama dari pernyataan sang agen, termasuk apa yang benar, salah, dan debat yang muncul.
Antony merayakan golnya ke gawang Barnsley (c) MUFC Official
Junior Pedroso menyebut bahwa Antony tidak diberikan cukup kesempatan oleh Ruben Amorim untuk membuktikan diri. Pemain sayap itu hanya bermain 252 menit sebelum akhirnya dipinjamkan ke Real Betis.
"Apa yang terjadi sebenarnya adalah Antony tidak diberi waktu yang cukup untuk memainkan permainan terbaiknya. Selama 15 pertandingan ia dilatih Amorim, Antony hanya bermain di sembilan pertandingan dengan total 252 menit. Ia hanya bermain 18,6% dari waktu yang bisa ia dapatkan, dan bagaimana mungkin ia bisa menilai seorang atlet dari kondisi seperti itu?," jelas Pedroso.
Argumen ini cukup valid karena waktu yang terbatas sulit untuk menilai potensi seorang pemain sepenuhnya. Namun, kritikus Antony berpendapat bahwa Amorim mungkin sudah memiliki gambaran tentang kemampuan pemain itu dari dua musim sebelumnya.
2 dari 5 halaman
Antony usai laga Carabao Cup antara Manchester United vs Barnsley di Old Trafford (c) AP Photo/Dave Thompson
Pedroso menolak anggapan bahwa Antony tidak memiliki fisik yang memadai untuk Premier League. Padahal, selama bermain di Inggris, Antony sering terlihat kesulitan menghadapi fisik bek-bek tangguh.
"Kami menghormati opini Ruben Amorim, namun kami sama sekali tidak setuju dengan opininya. Ia menyebut bahwa Antony tidak sukses di Manchester United karena masalah fisik itu merupakan sebuah analisis palsu yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada," kritik Pedroso.
Kritik soal fisik bukanlah hal sepele, karena itu adalah salah satu faktor penting untuk sukses di Premier League. Tanpa fisik yang memadai, pemain akan kesulitan bersaing di liga terberat di dunia itu.
3 dari 5 halaman
Duel antara Antony dan Luka Modric pada laga Real Betis vs Real Madrid di La Liga 2024/2025 (c) AP Photo/Jose Breton
Pedroso menyebut bahwa La Liga lebih cocok untuk gaya bermain Antony. Meski Liga Spanyol sering dianggap kurang kompetitif, faktanya liga ini masih memiliki standar yang tinggi.
"Mungkin dia tidak bermaksud seperti ini, namun pernyataannya (Amorim) itu merendahkan La Liga. Padahal La Liga adalah salah satu kompetisi paling kompetitif di dunia, di mana tim-tim di sini secara konsisten bermain di fase akhir Liga Champions dan Liga Europa," kritik Pedroso.
Antony memang menunjukkan performa yang lebih baik di Real Betis. Ini membuktikan bahwa gaya bermainnya lebih cocok dengan karakteristik La Liga yang lebih teknis.
4 dari 5 halaman
Aksi Antony usai laga Real Betis vs Real Madrid pada pekan ke-26 La Liga 2024/2025 (c) AP Photo/Jose Breton
"Sejak bergabung dengan Real Betis, Antony menjadi pemain terbaik mereka dan juga di La Liga. Ia menunjukkan potensi yang ia miliki ketika ia diberi kondisi yang tepat untuk memainkan permainannya. Banyak pemain yang gagal di United bisa meraih kesuksesan di klub lain, dan itu menjadi pertanyaan apakah masalahnya ada di sang pemain atau pada klubnya," kritik Pedroso.
Pedroso menyalahkan manajemen United atas performa buruk Antony. Namun, argumen ini terkesan mengada-ada karena Erik ten Hag, pelatih sebelumnya, justru menjadi pendukung terbesar Antony.
Faktanya, Antony tidak bisa menunjukkan performa terbaiknya meski diberikan kepercayaan penuh. Pemain berusia 24 tahun itu harus mengakui bahwa dirinya gagal beradaptasi dengan tuntutan Premier League.