Bola.net
·16 November 2024
Bola.net
·16 November 2024
Bola.net - Timnas Indonesia harus mengakui keunggulan Timnas Jepang. Namun, meski kalah telah, apresiasi tetap layak diberikan kepada Skuad Garuda.
Timnas Indonesia dikalahkan Timnas Jepang di partai kelima Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia putaran ketiga Grup C, Jumat (15/11/2024). Pertandingan Indonesia vs Jepang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) itu berakhir dengan skor 0-4.
Gol bunuh diri Justin Hubner membuka keunggulan Jepang di menit 35. Setelah itu, tim tamu menambah tiga gol lagi ke gawang Maarten Paes, yakni melalui Takumi Minamino menit 40, Hidemasa Morita menit 49, dan Yukinari Sugawara menit 69.
Walau kalah empat gol tanpa balas, ada sisi-sisi positif dari permainan Skuad Garuda, dan itu menunjukkan potensi yang dapat dikembangkan untuk laga-laga ke depan. Berikut ulasannya.
Kualifikasi Piala Dunia 2026: Pertandingan Timnas Indonesia vs Jepang di SUGBK, 15 November 2024 (c) Bola.net/Bagaskara Lazuardi
Salah satu aspek yang patut diapresiasi adalah keberanian Indonesia untuk memberikan tekanan kepada Jepang, terutama di awal pertandingan. Pelatih Timnas Jepang, Hajime Moriyasu, dalam konferensi persnya mengakui bahwa Timnas Indonesia sempat membuat timnya kelabakan, terutama dalam 20 menit pertama.
Pada momen tersebut, Indonesia bermain agresif dan mampu menembus pertahanan Jepang dengan serangan-serangan cepat. Ragnar Oratmangoen bahkan memiliki peluang emas untuk mencetak gol, yang sayangnya berhasil ditepis oleh kiper Jepang, Suzuki.
Moriyasu menegaskan bahwa Timnas Indonesia tidak mudah dikalahkan dan beberapa kali mengancam lini pertahanan mereka. "Timnas Indonesia bermain agresif di awal dan itu tidak saya prediksi sebelumnya," ujar Moriyasu. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Indonesia mampu mengejutkan salah satu tim kuat di Asia.
Pertandingan Selanjutnya
2 dari 6 halaman
Kualifikasi Piala Dunia 2026: Para pemain setelah berakhirnya laga Timnas Indonesia vs Jepang di SUGBK, 15 November 2024 (c) Bola.net/Bagaskara Lazuardi
Media Vietnam, Soha, turut memuji performa Indonesia meskipun kalah telak. Mereka menyoroti bahwa penampilan Timnas Indonesia tidak mengecewakan, terutama di awal laga.
"Pelatih asal Korea Selatan tersebut ingin menggunakan pemain yang kuat secara fisik dan memiliki kemampuan bersaing," tulis Soha, mengomentari keputusan Shin Tae-yong dalam memilih starting XI.
Soha juga menyoroti kegagalan Indonesia dalam memanfaatkan sejumlah peluang berbahaya di 30 menit pertama. "Timnas Indonesia bahkan beberapa kali menciptakan situasi serangan balik berbahaya, tipikal penguasaan bola pada menit ke-9, tapi sayang Oratmangoen tidak bisa memanfaatkan situasi turun menghadapi kiper Suzuki," tambah mereka.
4 dari 6 halaman
Penyerang Timnas Indonesia, Rafael Struick (merah) saat melawan Timnas Jepang. (c) Bola.net/Bagaskara Lazuardi
Roger Bonet, bek asing PSIS Semarang yang memiliki lisensi melatih UEFA, memberikan analisis positif tentang permainan Indonesia. Menurutnya, Indonesia menunjukkan potensi yang menjanjikan dalam transisi ofensif, serangan langsung, dan situasi bola mati. Bonet menyoroti bahwa dalam beberapa momen, terutama di awal babak pertama, Indonesia tampak berbahaya dan mampu memanfaatkan transisi dengan baik untuk menyerang pertahanan Jepang.
“Beberapa hal positif yang dapat dikembangkan. Mereka tampak berbahaya dalam beberapa transisi ofensif, serangan langsung, dan bola mati,” tulis Bonet di akun X miliknya. Namun, ia juga menilai bahwa Indonesia perlu meningkatkan proses build-up permainan. Jarak antarpemain yang terlalu jauh dalam formasi 5-4-1 blok rendah memberikan ruang bagi Jepang untuk mengeksploitasi area tengah.
5 dari 6 halaman
Aksi Thom Haye bersama Timnas Indonesia pada laga di Stadion Gelora Bung Karno, Jumat (16/11) malam WIB. (c) Bagaskara Lazuardi
Menurut Bonet, untuk mengatasi kelemahan dalam build-up, Indonesia perlu mempertahankan bentuk yang lebih kompak dengan garis pertahanan sedikit lebih tinggi. Pendekatan ini dapat membantu menutup ruang tengah dengan lebih efektif, sehingga gelandang bertahan lawan tidak memiliki banyak ruang gerak.
“Pendekatan ini dapat membantu menutup ruang tengah dengan lebih efektif. Penyerang bisa mundur untuk menjaga gelandang bertahan lawan, sehingga gelandang tengah bisa melindungi ruang antarlini dengan lebih baik,” tambah Bonet.
Secara keseluruhan, meskipun hasil akhir tidak berpihak pada Indonesia, penampilan mereka menunjukkan potensi yang layak dikembangkan. Keberanian untuk menekan tim sekelas Jepang dan kemampuan menciptakan peluang dalam transisi ofensif adalah modal penting bagi Skuad Garuda dalam mempersiapkan diri menghadapi laga-laga mendatang di kualifikasi Piala Dunia 2026.
Dengan pembenahan di beberapa aspek, Indonesia berpeluang tampil lebih kompetitif di masa depan. Semoga itu bisa terlihat saat melawan Arab Saudi di tempat yang sama pada hari Selasa mendatang.